Sabtu, 06 Juni 2020

Surat Pertama: "Keindahan Semu"

Setiap orang datang dan pergi silih berganti. Ada yang sekedar ingin menyapa, atau ada juga yang ingin menetap selamanya dalam hidup. Pun begitu, tak ada yang salah dari perkenalan singkat antara aku dan kamu. Mungkin kita hanya ditakdirkan untuk berkenalan dan saling memahami namun dalam jangka yang sebentar.

Jangan salahkan perkenalan tanpa pertemuan ini. Dan kumohon kenanglah aku sebagai satu yang pernah menjadi indah untukmu. Pun kamu tak akan ku sesali. Setidaknya kamu telah mengajarkan aku arti berjuang, menggapai mimpi dengan amat sangat, dan kasih tulus pada keluarga. Kamu mengajarkan aku banyak hal, tentang hidup yang memang tak mudah.

Pada hari itu, kamu telah membuat aku menjadi wanita terbahagia karena adanya kamu. Kamu yang selalu memberi apresiasi untuk setiap hal yang aku lakukan, kamu yang memberi dukungan penuh atas mimpi dan khayalku, kamu yang mengorbankan waktu untuk menemani belajarku atau bahkan sekedar megoreksi tugas kuliahku.

Pergi bersama makan mie jawa, nasi pecel, atau es kuwut. Menjemput kedatanganmu di stasiun mungkin hanya akan menjadi khayal yang tak bernilai. Katamu suatu saat kita kan berjuang bersama dalam satu kantor untuk membuat negeri ini menjadi lebih baik. Katamu juga komunikasi harus tetap berjalan sampai tua. Namun baru titik awal saja, kita sudah menyerah. Tanpa pamit, tanpa jeda.

Namun ini semua terasa berat, sungguh. Tiba-tiba semuanya menghilang begitu cepat. Tanpa pamit, dan begitu saja terjadi. Bahkan aku tak menyadari di titik mana kesalahan telah aku buat. Aku hanya tak ingin menyakiti siapapun -apalagi kamu-. Datang dan pergimu masih bagai mimpi yang selalu tak terduga.

Namun aku percaya tak selamanya yang menyakitkan itu buruk, pun tak selamanya yang menyenangkan itu baik. Pasti ada hikmah dibalik pertemuan dan perpisahan ini. Maaf atas segala rasa yang menyakitkan. Maaf atas segala tutur yang tanpa ku sengaja telah menggores luka baru untukmu. Seperti pesanmu, aku tidak akan bermain dengan perasaan. Semoga hati yang terluka akan segera membaik, semoga waktu akan menyembuhkan segala lara yang kurasa -atau bahkan kau rasa- juga.

Semoga kau miliki hati yang luas dan terbuka untuk memaafkan.