Jumat, 05 April 2019

Pamit



Nampaknya tangis sudah tak bisa mewakili
Bahkan air mata pun tak bisa tumpah lagi
Apa ini sebuah akhir dari kesabaran
Apakah ini sebuah jawaban atas penantian
Mungkin Tuhan sengaja menjatuhkanku begitu dalam
Agar aku menyadari satu hal
Yaitu tak sepatutnya aku menanti
Menjadi wanita bodoh yang diam saja
Diam tatkala tersakiti
Dan tetap mendoa untuk kebaikannya

Aku tak tahu lagi dengan cara apa agar hatimu terbuka
Sedikit saja untuk melihatku
Perempuan yang kini rapuh
Atau justru inginmu begini
Tenang dan tetaplah berbahagia
Doakan saja agar aku diberi kekuatan
Dan hati yang luas tentunya

Terkadang aku berfikir
Sadarkah kamu bahwa perlakuanmu menancapkan sakit yang teramat
Ah tapi ini bukan salahmu
Tetap saja aku yang salah
Tak seharusnya rasa ini hadir, untukmu
Tak seharusnya memang

Dan kini aku hanya menginginkanmu sebagai teman
Teman satu angkatan dengan almamater yang sama
Tak lebih dari itu
Kita hanyalah dua orang asing
Agar tak ada luka lagi yang tercipta
Biarlah kamu bahagia dengan duniamu
Dan biarlah aku bahagia dengan perjalanan melupakan
Memang seharusnya begini

Kumohon tetaplah menjadi orang baik
Jangan ada lagi hati yang terluka
Cukup aku

Rabu, 03 April 2019

Dariku Untuk Kamu




Musim kelulusan akan tiba. Itu berarti tak akan ada lagi senyummu di pagiku. Tak akan ada lagi aku yang memperhatikanmu tengah bermain volly dilapangan depan kelasmu. Tak ada lagi aku yang diam-diam melihatmu melalui jendela kelasku. Tak ada lagi aku yang senang kala mendengar alunan kitab suci tengah kau baca. Tak ada lagi aku yang menyesal karena tidak sholat kala kamu yang menjadi imam. Dan tak ada lagi perjumpaan setelah sholat dhuha. Mungkin masih banyak lagi ke-diam-an antara aku kepadamu disekolah ini. Ah nampaknya ini terlalu cepat.

Selain perpisahan dengan kawanku yang menyakitkan, perpisahan denganmu memang tak kalah menyakitkan. Nampaknya ada yang kurang dari hariku. Nampaknya memang tak seistimewa putih abuku. Kamu dan aku akan melanjutkan mimpi masing-masing. Hidup dinegeri orang yang asing untuk kita. Menemukan kehidupan lain yang kan membentuk jiwa kita. Namun tenang saja doaku kan selalu menyertaimu.

Nampaknya aku ingin menuliskan surat untuk Bulan, agar disampaikan olehmu. Kira-kira begini isinya:

“Untuk kamu yang saat ini tengah berjuang
Semoga Allah selalu melindungi kamu
Semoga Allah selalu menguatkan pundakmu
Semoga kamu miliki hati yang luas dan ikhlas
Kamu tak sendiri dalam berjuang
Ada aku, dan orang-orang yang menyanyangimu
Dan jikalau kamu kan merantau ke negeri orang
Jaga dirimu baik-baik
Ada aku disini menunggu
Hingga hari dimana pertemuan menjelaskan semua
Tentang kekhawatiran, tentang cinta, dan tentang perjuangan
Bahwasanya hidup tak selalu tentang kamu dan aku,
Namun juga mereka
Semoga kita bisa menjadi insan berguna, untuk orang lain.
Aku menunggumu”

:)