Jumat, 05 April 2019

Pamit



Nampaknya tangis sudah tak bisa mewakili
Bahkan air mata pun tak bisa tumpah lagi
Apa ini sebuah akhir dari kesabaran
Apakah ini sebuah jawaban atas penantian
Mungkin Tuhan sengaja menjatuhkanku begitu dalam
Agar aku menyadari satu hal
Yaitu tak sepatutnya aku menanti
Menjadi wanita bodoh yang diam saja
Diam tatkala tersakiti
Dan tetap mendoa untuk kebaikannya

Aku tak tahu lagi dengan cara apa agar hatimu terbuka
Sedikit saja untuk melihatku
Perempuan yang kini rapuh
Atau justru inginmu begini
Tenang dan tetaplah berbahagia
Doakan saja agar aku diberi kekuatan
Dan hati yang luas tentunya

Terkadang aku berfikir
Sadarkah kamu bahwa perlakuanmu menancapkan sakit yang teramat
Ah tapi ini bukan salahmu
Tetap saja aku yang salah
Tak seharusnya rasa ini hadir, untukmu
Tak seharusnya memang

Dan kini aku hanya menginginkanmu sebagai teman
Teman satu angkatan dengan almamater yang sama
Tak lebih dari itu
Kita hanyalah dua orang asing
Agar tak ada luka lagi yang tercipta
Biarlah kamu bahagia dengan duniamu
Dan biarlah aku bahagia dengan perjalanan melupakan
Memang seharusnya begini

Kumohon tetaplah menjadi orang baik
Jangan ada lagi hati yang terluka
Cukup aku

Tidak ada komentar:

Posting Komentar