Senin, 31 Januari 2022

Dua Puluh Satu Kamu



Semakin hari kehilangan menjadi hal paling menakutkan untukku. Bayang-bayang akan ketidaksempurnaanku yang akan menjadi momok besar dalam bahtera ini. Cintanya yang semakin membuatku luluh, sabarnya yang semakin membuatku jatuh hati. aku mencintai segala caranya mencintaiku. Kasih tulusnya, kesediannya duapuluh empat jam untukku, lembut untainya selalu membuatku jatuh hati setiap detik padanya. Sungguh tak ingin sekalipun aku kehilangan sosoknya. 

Dan bagiku, hadirnya telah menyempurnakan hidup yang tidak sempurna ini. ia telah menjadi bagian terpenting dari hidup ini. Bahkan, lebih dari tiga perempat dihidupku adalah tentang dia. Ia telah melekat menjadi nadi untukku. Bersemayam menjadi bagian terindah dari perjalanan kasih asmara yang tak ingin sedetikpun kulepas. Ia perjalanan terindah yang pernah kumiliki.

Hadirnya telah merubah sosokku yang begitu penuh ambisi ini. hari-hari yang selalu dipenuhi oleh ambisi, berubah menjadi hari-hari yang penuh rasa syukur. Tak hanya itu, lewat hadirnya aku jauh lebih mengenal diriku sendiri. Bahkan hidup yang penuh ambisi telah membuatku tak mengenal diri sendiri. Aku tak pernah mengenal lelah, sedih, senang, kesal, dan sebagainya. Karena tertutup oleh rasa ego akan masa depan. Dengannya, aku menjalani hidup dengan penuh syukur dan bahagia.

Menjadi bagian terindah dalam hidupmu adalah hal yang sedang kuperjuangkan. Aku ingin menjadi sempurna untuk menjadi pendamping yang kelak menemanimu hingga akhir. Walau seperti yang kita tahu dalam buku-buku kuno bahwa tidak akan pernah ada kesempurnaan selain ketidaksempurnaan itu sendiri. Namun bagiku, rasa ini begitu sempurna. cinta ini begitu sempurna.

Dan hari ini, tepat duapuluh satu tahun kamu hadir didunia. semesta turut bahagia akan hal itu. selamat ulang tahun, masa depan terbaik telah menanti.

Rabu, 22 Juli 2020

Menjadi Manusia




Dalam hidup selalu dihadirkan orang datang dan berlalu silih berganti. Bertemu banyak orang dengan karakter dan sifat masing-masing. Tentu tak semua dari mereka memiliki pandangan dan cara berpikir yang sama. Bahkan tak jarang terjadi perselisihan antara satu dengan yang lain. Memang hal wajar ketika satu dengan yang lain memperdebatkan sesuatu yang berlainan, justru itu mendewasakan.

Berbicara mengenai kontak sosial, ada beberapa peristiwa yang menurut pribadi penulis memiliki makna yang kaya akan pelajaran. Dimana penulis yang saat ini sedang duduk di bangku perkuliahan atau disebut sebagai mahasiswa dalam beberapa peristiwa mengalami kejadian yang secara umum sering terjadi namun tak banyak yang menyadari. Yaitu mengenai penghargaan antar Manusia. Manusia disini mencakup semua orang, dengan segala latar Pendidikan, keluarga, ekononi, dan usia yang berbeda.

Setiap tua selalu meminta penghargaan oleh setiap yang muda, itu wajar. Dalam adat Jawa dikenal dengan istilah “Unggah Ungguh”. Dimana ada kedudukan berbeda dari yang tua sampai yang muda sehingga ada bahasa yang berbeda dalam berkomunikasi sesuai dengan usia. Namun Ketika penghargaan itu sudah diterima, membuat seseorang melupakan suatu ajaran Jawa lainnya yaitu “Adigang, adigung, adiguno”, dimana berarti jaga kelakuan, jangan sombong dengan kekuatan, kedudukan, ataupun latar belakang.

Dalam beberapa peristiwa kehidupan sehari-hari, tak jarang mereka yang memiliki kedudukan ataupun kekuatan merasa bahwa telah memiliki segala hal yang lebih daripada yang lain. Sehingga kurang menghargai orang-orang yang dirasa berada di bawahnya. Karena pemikiran ini sudah tertanam dengan kuat sehingga melekat pada setiap dari mereka.

Di era modern dengan kecanggihan akses informasi seperti ini, tentu kecerdasan maupun pengetahuan seseorang tak hanya terbatas dari usia. Karena setiap orang berhak dan mampu mengakses segala informasi dengan sangat mudah. Bila seseorang menganggap bahwa seorang siswa, atau mahasiswa adalah anak kecil yang tak harus ikut campur atau dianggap belum mampu melakukan pekerjaan yang biasa dilakukan orang tua dalam suatu urusan tentu itu adalah pemikiran yang kolot. Dimana orang-orang tersebut menganggap kecakapan hanya berdasar usia, sehingga anak muda sering diabaikan atau bahkan tak pernah dimanusiakan. Ini adalah pelajaran penting, memanusiakan manusia.

Hal tersebut tak terbatas pada perlakuan kaum tua, namun juga para pelajar yang merasa memiliki kelebihan dibanding yang lain. Tak ada salahnya bila seseorang unggul dalam suatu bidang, namun yang salah adalah menganggap bahwa ia lebih berharga dan lebih pintar dibanding yang lain. Tentu pemikiran tersebut yang akan membawa diri pada keangkuhan, dan kesombongan sehingga tidak menghargai seorang yang dianggap berada di bawahnya.

Adalah hal sederhana namun sangat berpengaruh. Memanusiakan manusia, sederhana namun sulit dalam praktik. Kita manusia, sudah seyogyanya menjadi manusia.


Sabtu, 18 Juli 2020

Mentor? Pentingkah?




Setiap orang tentu membutuhkan sesuatu yang bisa menambah motivasinya, atau setidaknya untuk menjaga agar semangat tidak turun ditengah jalan. Dan kalaupun turun tetaplah membutuhkan sesuatu yang senantiasa mengingatkan dan mengembalikan semangat itu. Terlepas dari peran kedua orang, keluarga, ataupun sahabat. Sesuatu tersebut adalah berasal dari seorang mentor.

Joe Hartanto pernah berkata “Dalam mewujudkan impian, anda perlu mempunyai keyakinan, strategi, dan “Persistence Action” (tindakan pantang menyerah ), tapi juga anda juga memerlukan mentor yang dapat membimbing dan dapat anda jadikan partner konsultasi di dalam perjalanan anda.”

Tentu dari sini kita dapat mengerti seberapa pentingnya seorang mentor. Dan menurut saya pribadi, mentor sangat berperan dalam menunjang kehidupan untuk menjadi lebih produktif dan optimis. Mentor tidak akan menyalahkan, namun ialah yang senantiasa memberi gambaran dan pilihan. Tapi tetap segala keputusan ada pada diri kita, tetap diri sendiri yang memiliki kuasa penuh. Mentor adalah seorang yang menurut kita memiliki kapasitas yang tepat untuk membimbing.

Namun untuk mencari dan mendapatkan mentor yang sesuai dengan diri, memang terlihat tidak begitu mudahnya. Setidaknya kita harus mengetahui kepribadian, dan kesibukannya. Jadi tidak asal untuk memilih. Pada dasarnya mentor adalah seorang yang dengan senang hati mau berbagi ilmu, mau membimbing, dan bangga melihat segala perubahan positif kita.

Mentor bukan hanya diartikan sebagai pembimbing dalam arti formal. Mentor bisa didapatkan dengan orang yang lebih tua (kakak kelas ataupun kakak tingkat) yang bisa kita anggap sebagai kakak sendiri, ataupun seseorang yang memiliki kemampuan dimana kita juga termotivasi untuk memiliki kemampuan tersebut. Banyak sekali yang bisa kita dapat bila memiliki mentor.

 “A mentor is someone who allows you to see the hope inside yourself.” — Oprah Winfrey

Mengapa?




Di dalam buku Start With Why karya Simon Sinek menjelaskan sebuah lingkaran yang disebut “Lingkaran Emas” dimana lingkaran tersebut memiliki tiga poros. Poros mulai dari yang terluar yaitu What (Apa), How (Bagaimana), dan Why (Mengapa).


Sumber: Google

Sebagian orang  sudah mengetahui apa dan bagaimana, namun masih sedikit diantara mereka yang mengerti makna “Mengapa”. Saya memberi contoh adalah keinginan seorang menjadi seorang Mahasiswa Berprestasi. Tentu orang tersebut mengetahui apa yang ia inginkan? Tentu ia ingin menjadi mahasiswa berprestasi. Dan bila ditanya bagaimana ia dapat mencapai keinginan tersebut? Tentu akan dijawab dengan menjelaskan Langkah-langkah untuk menggapai keinginan itu, seperti mengikuti banyak lomba, konferensi, dan lain-lain untuk menunjang langkahnya. Namun tak jarang dari mereka mengetahui “Why atau Mengapa” ingin menjadi mahasiswa berprestasi.

Sebenarnya sederhana, sebelum melakukan suatu hal ataupun sebelum bermimpi setidaknya setiap dari kita harus memiliki alasan mengapa hal tersebut harus kita lakukan, atau mengapa hal tersebut menjadi mimipi yang harus kita kejar. Dan alangkah lebih baik bila alasan untuk melakukan hal-hal tersebut bukan semata-mata untuk diri sendiri, namun juga orang lain.

Tentu hal ini tak asing kita dengar sebelumnya, dimana dalam hidup setidaknya harus memberikan manfaat untuk orang lain. Karena hidup bukan hanya tentang aku atau kamu, namun juga mereka. Memang menumbuhkan niat dan konsisten dengan kebaikan adalah hal yang sulit dilakukan, namun alangkah sangat indah bila kita dengan ikhlas melakukannya.

Setidaknya dalam kehidupan sehari-hari, kita tahu dan paham alasan (why) kita melakukan hal tersebut. Sehingga segala kesibukan ataupun kegiatan yang kita lakukan tidak terbuang begitu saja, namun memiliki makna.

Setiap dari kita harus berani memiliki tujuan yang lebih besar daripada diri kita sendiri.

Sabtu, 06 Juni 2020

Surat Pertama: "Keindahan Semu"

Setiap orang datang dan pergi silih berganti. Ada yang sekedar ingin menyapa, atau ada juga yang ingin menetap selamanya dalam hidup. Pun begitu, tak ada yang salah dari perkenalan singkat antara aku dan kamu. Mungkin kita hanya ditakdirkan untuk berkenalan dan saling memahami namun dalam jangka yang sebentar.

Jangan salahkan perkenalan tanpa pertemuan ini. Dan kumohon kenanglah aku sebagai satu yang pernah menjadi indah untukmu. Pun kamu tak akan ku sesali. Setidaknya kamu telah mengajarkan aku arti berjuang, menggapai mimpi dengan amat sangat, dan kasih tulus pada keluarga. Kamu mengajarkan aku banyak hal, tentang hidup yang memang tak mudah.

Pada hari itu, kamu telah membuat aku menjadi wanita terbahagia karena adanya kamu. Kamu yang selalu memberi apresiasi untuk setiap hal yang aku lakukan, kamu yang memberi dukungan penuh atas mimpi dan khayalku, kamu yang mengorbankan waktu untuk menemani belajarku atau bahkan sekedar megoreksi tugas kuliahku.

Pergi bersama makan mie jawa, nasi pecel, atau es kuwut. Menjemput kedatanganmu di stasiun mungkin hanya akan menjadi khayal yang tak bernilai. Katamu suatu saat kita kan berjuang bersama dalam satu kantor untuk membuat negeri ini menjadi lebih baik. Katamu juga komunikasi harus tetap berjalan sampai tua. Namun baru titik awal saja, kita sudah menyerah. Tanpa pamit, tanpa jeda.

Namun ini semua terasa berat, sungguh. Tiba-tiba semuanya menghilang begitu cepat. Tanpa pamit, dan begitu saja terjadi. Bahkan aku tak menyadari di titik mana kesalahan telah aku buat. Aku hanya tak ingin menyakiti siapapun -apalagi kamu-. Datang dan pergimu masih bagai mimpi yang selalu tak terduga.

Namun aku percaya tak selamanya yang menyakitkan itu buruk, pun tak selamanya yang menyenangkan itu baik. Pasti ada hikmah dibalik pertemuan dan perpisahan ini. Maaf atas segala rasa yang menyakitkan. Maaf atas segala tutur yang tanpa ku sengaja telah menggores luka baru untukmu. Seperti pesanmu, aku tidak akan bermain dengan perasaan. Semoga hati yang terluka akan segera membaik, semoga waktu akan menyembuhkan segala lara yang kurasa -atau bahkan kau rasa- juga.

Semoga kau miliki hati yang luas dan terbuka untuk memaafkan.

Jumat, 17 April 2020

Jangan Dulu Kembali

Kembali nya kamu bagaikan indah yang teramat
Jawaban atas doa pada sang Kuasa
Namun maaf tak akan lagi aku yang dulu
Luka lalu belum kering, apalagi hilang
Biar waktu yang menjawab
Biar waktu yang menyadarkan
Kita tetap pada jalan masing-masing
Aku dengan hidupku, pun kamu begitu
Kita hanyalah dua yang tak bisa satu
Saling sapa nampaknya cukup
Kita hanyalah asing yang terikat kenang
Kembalimu bukan berarti aku mau
Sapa ku bukan berarti sebuah maaf
Kamu memang indah
Tapi tidak untuk saat ini
Biar aku gapai mimpiku dulu
Aku akan kembali, aku berjanji
Kembali dengan hati yang sama
Dengan perasaan yang tetap utuh
Untukmu..
Namun tidak saat ini
Mari kita berjuang masing-masing
Tak perlu kau datang kembali saat ini
Akan ada hari untuk kau dan aku
Namun biarlah luka ini terhapus oleh waktu
Percayalah, kau tetap bagian dari diriku

Jumat, 27 Maret 2020

Bahkan Sebelum Kita Bertemu


Aku tak pernah setengah hati dalam mencinta. Kau kucinta, dan kau harus paham itu. Aku kan menemani kamu berjuang, aku kan menemani kamu berjalan. Aku tahu, pundakmu kini berat. Banyak tanggung jawab yang dilimpahkan padamu. Tenang saja, kupingku senantiasa hadir untukmu. Ragaku duapuluh empat jam disampingmu.

Aku hanya ingin menjadi sesuatu yang kau cinta. Menjadi wanita tempatmu berlabuh. Menjadi sosok yang senantiasa menenangkan gundahmu, melepas penatmu, dan mengukir senyum di bibirmu. Aku rumahmu, dan hanya kamu yang memegang kunci itu.

Aku bukan wanita sempurna. Aku jauh dari kata sempurna. Namun aku kan menyempurnakanmu. Separuh hidupku kan mengabdi untukmu. Akan selalu dibuat kamu bahagia, apapun kan ku usahakan.

Kita bisa merubah dunia dengan cinta. Cukup genggaman tangan dan keyakinan pada hati. Kita mampu berkolaborasi menciptakan keindahan. Kita kan melukis senyum pada dunia. Aku dan kamu, dua insan yang sedang dimabuk cinta. Dengan cinta kita berkarya.

Aku mencintaimu jauh sebelum kita bertemu. Aku menyayangimu jauh sebelum raga dan hati bersatu. Aku akan menjaga kesucian ini, untukmu. Akan kuusahakan yang terbaik untuk masa depan kita.

Dan bila suatu saat kamu dan aku dipertemukan oleh-Nya, kumohon bawalah dirimu dan segenap hatimu untuk mencintaiku. Aku punya banyak mimpi untuk kita. Jauh sebelum kita berjumpa, aku telah merancang berjuta mimpi untuk kita. Segelanya tentang kita, dan mereka. Karena aku yakin, bahwa sejatinya hidup bukan hanya tentang aku dan kamu, namun juga mereka.

Jumat, 28 Februari 2020

Tak Lagi Percaya


Sekarang aku percaya bahkan benar-benar percaya bahwa tidak ada yang tulus. Dia sama saja dengan segelintir orang dengan kepentingan masing-masing. Orang yang sangat kupercaya tak menjadi satu diantara mereka justru menjadi satu orang yang mencipta trauma paling dalam. 

Bahkan sampai kini akupun berusaha menepis segala duga itu. Namun nyatanya memang begitu. Ia hanya datang untuk dirinya. Bukan karena ketulusan. Ah persetan dengan jabatan.

Aku membenci, bahkan sangat membenci hal ini. Mungkin memang aku belum terbiasa dengan dunia kampus yang bisa dibilang gila jabatan ini. Tak adakah orang yang benar tulus?

Kukira semua akan baik-baik saja dengan kita yang tak pernah mempermasalahkan beda. Kukira surabaya kan menjadi saksi bahwa ada beda yang terabaikan.

Kukira selama ini dia tulus menyediakan kupingnya untuk mendengar segala resahku. Kupikir dia menganggap aku sebagai adik yang perlu bantunya sehingga dengan sabar ia berusaha selalu hadir ditengah hiruk pikuk kota ini. Aku terkecoh dengan segala baiknya.

Sungguh aku tak ingin membenci siapapun, termasuk dia. Bagaimana bisa aku membenci seseorang yang sudah sangat kupercaya? Aku tak mampu. Mungkin akan kusimpan kecewa ini, hanya untukku.

Dan kuabadikan kamu sebagai seorang yang pernah baik dan mengisi enam bulanku. Setelah ini, kuserahkan pada waktu.
 



Ditulis dini hari dengan luka dalam.

Minggu, 23 Februari 2020

Cerita Pertama


Setelah sekan lama aku menutup hati kepada setiap lelaki yang datang, kini aku menemukan sosokmu pada jiwa yang lain. Pada lelaki yang belum kukenal lama, namun telah meruntuhkan hati pada penjagaan rasa tentangmu. Ia yang perlahan mengetuk hatiku dengan kesederhanaannya. Hatinya yang tulus, raganya yang tak pantang menyerah, dan tuturnya yang lembut telah mengetuk pintu hati ini.

Dia lelaki yang akan menggantikan namamu pada setiap tulisanku. Suatu saat akan kukenalkan kamu dengan dia. Meskipun untuk saat ini aku masih melihat jiwamu pada jiwanya. Namun suatu saat kupastikan ia kan mengganti sosokmu yang dulu kuyakini tak tergantikan.

Akan kuceritakan padamu bagaimana ia sehingga mampu meluluhkan hati yang keras ini. Nampaknya sosok ini yang pernah kau cemburui dahulu saat masih bersamaku. Hahaha lucu bila diingat. Bagaimana kamu pernah merasa sakit hati tatkala aku lebih memilih mendengarkan curhatnya daripada mengangkat teleponmu. 

Tentunya kau tahu bagaimana batunya diriku, terlebih masalah hati. Dan tentunya ini bukan caraku untuk membalas segala sakit yang kamu buat. Kau pasti tahu aku tak pernah sejahat itu. Kini biarlah aku mencoba untuk melepaskan segala bayang tentangmu, akan kulukis bahagiaku bersamanya. Lelaki yang kan kutemani dalam berjuang, menggantikan sosokmu.


Sabtu, 15 Februari 2020

Tak Akan Bisa

"Tak akan bisa sungguh tak bisa, sekeras apapun ku tak bisa"

Ternyata aku tak bisa. Sekeras apapun aku ingin melepaskan, hatiku tetap kamu.
Memang kita tengah berjarak, namun jeda ini tak mengurangi sedikitpun rasa. Rasa ini begitu utuh, sempurna.

Tengah malam selalu membuat rindu semakin menjadi. Teringat kamu yang selalu minta dibangunkan pukul tiga, menasehati aku yang keras kepala, pun merancang masa depan bersama. Mungkin begitu candu.

Kau tahu betapa lara tatkala aku melihat perempuanmu itu? Aku tak bisa. Sekeras apapun aku ingin berbahagia atas bahagiamu itu, namun ini sungguh sulit. Sudah begitu keras aku ingin melupa, namun semakin aku berusaha semakin terjatuh pula.

Segeralah kembali. Kumenanti.

Jumat, 14 Februari 2020

Akan Kuceritakan Padamu

Aku belum siap membuka hati, pun tidak ingin menutup hati. Namun yang jelas luka lama itu masih membekas.
-Begitu Dalamnya-

Aku tak pernah menyesali hadirmu. Tiga tahun dengan proses yang begitu hebat, tak mungkin bisa terhapus begitu cepat. Namun aku sudah meng-ikhlas-kanmu. Biarlah, ikatan ini sudah lepas.
-Hancur-

Nampaknya ada hati baru yang tengah aku jelajahi. Oh bukan menjelajahi. Berkenalan lebih tepatnya. Aku sedang berkenalan dengan hati baru, dengan banyaknya beda. Tentu ini tak mudah.

Tapi tidak akan secepat itu ku berikan hati. Sudah kucoba, tapi tak mampu. Kupastikan tak ada hati yang terluka lagi. Entah hatinya, pun hatiku. Luka yang kamu cipta belum mengering, apalagi hilang. Tentu aku tak ingin mencipta luka untuk diriku ataupun dirinya.

Lelaki ini antik, kataku. Tak seperti kebanyakan lelaki yang kukenal sebelumnya. Aku mengaguminya, kau tahu?

Suatu hari akan kukenalkan kau padanya. Pada tulisan lain.

Senin, 20 Januari 2020

Ada yang hilang dari jiwaku.



Semenjak kepergianmu hari itu, setiap pagiku tak lagi sama

Seperti ada yang direnggut pada jiwaku

Dunia telah merebut kamu dari pelukku

Ingin rasanya dicintai oleh kamu, walau hanya sekejap

Berada dipelukmu, dan tak akan kulepas

Seandainya semesta mengizinkan kamu untukku

Tak akan ada duka yang kamu rasa, percaya padaku

Aku akan menjaga dan mencintai kamu sepenuh hati

Jiwa dan ragaku milikku

Kini biarlah mimpi untuk bersamamu kusimpan dalam diri

Tak akan ada yang mengerti

Sekuat apapun aku menjelaskan

Sekuat apapun aku menginginkan kamu disini

Tak akan pernah ada yang mengerti

Betapa aku mencintaimu dengan sangat

Biarlah kamu kusimpan dalam hati terdalam

Barlah tulisan ini yang menjadi bukti

Bahwa ada hati yang tulus mencintamu

Walau dalam perih

Selasa, 07 Januari 2020

Kita Perlu Jeda


Berjalanlah semampu kita bisa. Membuktikan pada semesta bahwa aku mampu tanpamu. Kita perlu jeda untuk mengerti arti ketulusan. Pun tak usah saling mencari. Kini saatnya untuk melepas dan memaafkan. Kenanglah aku sebagai satu hati yang pernah disisi tanpa ragu. Menuangkan segala asa untuk bahagiamu.

Maafkan aku yang pernah egois untuk menahanmu tetap disisi. Namun sekuat apapun kuinginkan kamu disini, pada akhirnya pun aku menyerah. Kau bebas dengan duniamu. Kau berhak mencari bahagiamu. Namun tetaplah menjadi baik. Jangan kau hancur karena bahagia semu itu.

Aku selalu mendoa untuk segala baikmu. Tapi kau perlu ingat, bahwa tak segala bahagia adalah baik. Sampai jumpa kembali, bila semesta mengizinkan kamu denganku.